Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) di RS Siloam Sriwijaya Palembang mampu meningkatkan tingkat keberhasilan program bayi tabung lewat pemilihan embrio terbaik dalam prosedur Blastula IVF. Pencapaian terkini: kelahiran bayi ke-500 dari program ini, menjadi pencapaian monumental dalam layanan reproduksi di Indonesia.
Bagaimana AI Membantu Program Bayi Tabung
Klinik Blastula IVF di Siloam Sriwijaya menjadi pelopor penggunaan AI dalam proses fertilisasi in vitro (IVF). Dokter M. Aerul Chakra mengatakan bahwa mereka menerapkan teknologi baru segera setelah tersedia, karena percaya AI bisa memberi hasil optimal.
Teknologi ini digunakan untuk memilih embrio pada tahap blastula (hari ke-5 hingga hari ke-6 perkembangan), prosedur di mana AI membantu menentukan embrio mana yang memiliki potensi tertinggi untuk berkembang menjadi kehamilan yang sehat. Proses ini menggabungkan riset medis dan pendekatan holistik terhadap pasien.
Data & Skala Keberhasilan
Dalam empat tahun terakhir, program bayi tabung dengan metode Blastula IVF di RS Siloam Sriwijaya mencatat tingkat keberhasilan sekitar 64%. Pasien datang dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, bahkan dari luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Arab Saudi, Kanada, hingga Amerika Serikat.
Bayi ke-500 lahir pada Senin, 8 September 2025, dari pasangan Ayu Paramitha (34) dan Anugrah Aji Prawira (35). Beratnya 3,3 kilogram, panjang 49 cm — menunjukkan bahwa kombinasi AI + tenaga medis + doa bisa menghasilkan “keajaiban kecil” bagi banyak pasangan.
Semangat Berkelanjutan & Motivasi Pasutri
RS Siloam mengajak semua pasangan yang belum dikaruniai anak untuk tetap berikhtiar. Keberhasilan 500 bayi tabung ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi medis—termasuk AI—tidak hanya milik klinik besar atau kota besar saja, tapi menawarkan harapan yang lebih luas bagi masyarakat.
Kenapa Ini Penting dalam Sejarah AI dan Perkembangan Medis
Penerapan AI di IVF bukan hanya langkah medis maju, tetapi juga bagian dari sejarah AI di Indonesia. Ini jadi contoh konkret dari tool AI populer (seperti AI-diagnosis, AI image recognition) yang tidak hanya dipakai dalam bidang teknologi atau hiburan, tapi dalam kesehatan yang sangat pribadi dan kritikal.
Mempelajari jenis dan perbedaan AI jadi penting: penggunaan AI dalam IVF berbeda dari AI untuk rekomendasi produk atau chatbot. Teknologi di sini harus akurat, berbasis data biologi dan kompatibilitas, dan beroperasi dengan standar medis tinggi.
Kesimpulan
RS Siloam Sriwijaya telah mencapai tonggak baru dalam dunia bayinya bayi tabung dengan bantuan AI. Program bayi tabung mereka telah melewati angka kelahiran ke-500, dengan keberhasilan yang terus meningkat, pasien dari dalam dan luar negeri, serta keyakinan bahwa inovasi medis berbasis AI akan terus berkembang.